Sunday, April 30, 2017
DELAPAN BAHAN YANG MENGANGKAT AURA CANTIK MU
Saturday, April 29, 2017
ACARA POTONG KUPING RUHUT SITOMPUL
Surat Cinta untuk Telkomsel
Wednesday, April 19, 2017
Heboh Hujan Salju
Sunday, April 9, 2017
IBU MU (BEKAS) PELACUR
AKU MENCINTAIMU
Aku sangat mencintainya..
Begitu mencintainya...
Oh Tuhan... Betapa aku menjadi lelaki yang sangat bahagia ketika dia menerima lamaranku. Dia gadis yang tercantik dikotaku, menerima aku yang hanya lelaki biasa, lelaki yang hanya mampu memberikan kehidupan sederhana untuknya. Tapi dia menerimaku dengan senyuman tulus yang lebar. Tidak mungkin aku salah lihat aura bahagianya
Betapa aku sangat bahagia..
Hidup bersamanya adalah karunia yang terindah yang pernah ada. Dia istri yang sempurna. Kebaikan seorang wanita dia punya. Melayaniku. Begitu mengabdi padaku. Iya, aku... Aku yang tak pernah mampu membayangkan dulu bisa bersamanya.
Sudah kah aku mengatakan betapa aku mencintainya??
Rasanya ungkapan itu tidak berhenti ingin ku teriakan. Tapi mengapa orang-orang mulai menyebarkan fitnah tentangnya.
Mereka mulai nyinyir mengatakan , kecantikan istriku adalah sebuah maut.
Keindahan istriku semu.
Pesonanya hanya bualan.
Keluargaku pun mulai menyampaikan hal yang mengerikan tentangnya.
Dia wanita iblis!!
Persetan dengan mereka!!
Aku mencintainya, semua orang hanya tidak bahagia dengan kesempurnaan hidupku. Istriku menerima aku yang biasa, sedang dia seperti bidadari.
Aku siap menjauhkan semua orang dari hidupku. Yang mengganggu rumah tangga kami. Biar kami menyepi. Hanya ada kami berdua.
Malam ini aku terbangun dengan perasaan kacau. Entah mengapa.. Mimpi buruk. Semakin panik ketika aku tidak melihat istriku disampingku.
Hampir histeris tapi aku berusaha tenang.
Aku bangkit mencarinya. Mungkin saja dia di dapur, kehausan.. Atau sedang tidak bisa tidur.
Lampu ruang tamu ku nyalakan, mataku masih berusaha terbiasa dengan terang. Ku lirik jam dinding, waktu menunjukkan jam 3 pagi. Aku memanggil istriku lirih, tidak ada jawaban. Berjalan menuju dapur yang gelap..
Tidak ada istriku disana.
Panik.
Seluruh tubuhku sudah dipaksa siaga. Mencarinya.
Setengah berlari aku kembali ke ruang tamu. Memanggilnya yang hanya di jawab kesunyian.
Berlari aku menuju pintu keluar namun langkahku terhenti dan tiba-tiba roboh. Aku merasa seluruh aliran darahku berhenti.
Ada rasa tidak percaya. Ada air mata yang menetes begitu saja. Bibirku bergetar menahan gaguku.
Aku mengenali tubuh sempurna itu yang telah lima tahun menemani hidupku. Hanya tubuh tanpa kepala. Tegak kaku di sudut dinding dan pintu rumah.
Entah seberapa lama aku tidak mampu mengangkat tubuhku. Entah aku bergerak apakah dengan kesadaranku. Tapi aku sudah meletakkan banyak beling di penggalan leher itu.
Aku terduduk di lantai di hadapan tubuh itu. Memandangnya.. Menunggu.. Putus asa.. Sampai sinar merah menerangi rumahku. Pusat cahayanya bergerak menuju tubuh istriku. Semakin lama makin redup dan sirna. Istriku kembali utuh.
Aku menyaksikan tubuh istriku terhuyung, tangannya memegang lehernya. Matanya terbelalak lebar. Dia mengerang kesakitan. Ambruk dan terjatuh di hadapanku yang tidak disadarinya berada di depannya.
Aku sangat sangat mencintaimu istriku. Kamu karunia yang teramat hebat untukku.
Aku meraung sejadi-jadinya sambil memeluk tubuhnya yang telah menyatu kembali dengan kepalanya. Dia sekarang kaku dipelukkanku. Ada darah disudut bibirnya.
Raungan dan air mataku belum terhenti ketika kokok ayam pertama bernunyi.
Sungguh aku mencintaimu cintaku. Tapi sudah cukup hidupmu seperti itu
GETARAN (PERNIKAHAN
"saya terima nikah dan kawinnya, Lestari Binti Ahmad dengan mas kawin yang tersebut tunai..."ucap Ryan dengan lantang.
Penghulu memandang saksi di kanan dan kirinya sembari menanyakan "sah?"
Para saksi langsung menjawab sah.
Suasana langsung riuh dengan suara barakkalah, amin, dan hamdallah tanda suka cita. Ada tawa, ada senyuman setelahnya.
Ada getaran di tubuh Ryan. Ada getaran di hati Ryan. Dia pun tidak bisa menyembunyikan senyuman lebarnya..
Selama doa dari pengehulu berlangsung. Sampai prosesi pernikahan berakhir, Ryan tidak bisa menghentikan getaran di tubuhnya. Terus saja bergetar tanpa henti.
Pun ketika disandingkan dengan Lestari, hingga Lestari mencium tangannya getaran itu masih saja berasa.
Ryan pamit ke belakang ketika para tamu sudah mulai menyantap makanannya dan dia serta Lestari sudah diperbolehkan pergi dari persandingannya.
Ryan bergegas mengunci kamar mandi. Tersenyum sebentar. Kemudian meraba kantung celananya. Meraih hp nya yang sedari di mode silent dan hanya bergetar.
Ada laporan 49 kali missed call.
23 pesan singkat masuk.
Hanya ada 1 nama pengirim Sinta.
Ryan mulai membuka pesan singkatnya. Membacanya.
"mas kamu dimana saja"
"aku membutuhkan mas sekarang"
"ketubanku sudah pecah"
"anak kita sudah mau lahir"
"klinik bersalin Syahrani sekarang"
"mas bayi kita laki-laki"
DESAS DESUS
"Dia terlihat cool" ucap perempuan berbaju putih.
"Tapi dia benar-benar tampan" kata wanita berbaju biru menimpali.
"Kabarnya dia masih single lho??" Ujar wanita yang memakai blus merah.
"Kebanyakan baca buku kali makanya belum dapat pacar" sahut wanita berbaju coklat. "Dia dokter yang jenius. Tapi kenapa dia malah bekerja di bagian otopsi kamar mayat? Hoh, padahal aku mau saja sakit tiap hari hanya untuk bertemu dia."
Keempat wanita itu tertawa cekikikan. Pandangan mereka tidak ingin lepas daro sosok lelaki berbaju putih yang duduk sendiri menikmati makanannya di cafetaria rumah sakit. Saling berkomentar mengagumi wajah innocent Dokter Gunawan.
***
Setelah dua minggu bekerja di rumah sakit, baru kali ini dia diberikan tanggung jawab sendiri untuk memeriksa mayat seorang perempuan berusia 27 tahun yang diperkirakan meninggal karena penganiayaan.
Gunawan memandangi wajah wanita yang pipi sebelah kirinya lebam. Wanita itu terbaring dengan wajah pucat yang tidak mengurangi kecantikannya. Hati Gunawan berdesir halus. Dia belum melakukan tugasnya. Dia hanya berdiri di samping yang telanjang dan hanya ditutupi kain putih hingga ke dadanya.
Tanpa menggunakan sarung tangannya, Gunawan mulai membelai pipi wanita itu. Menyusuri dengan jemarinya lekuk-lekuk wajah wanita itu. Membelai rambutnya. Terus menyusuri ke leher, ke dadanya yang terbuka. Memegang payudaranya yang dingin. Gunawan merasakan ada aliran hangat yang dingin menyusuri tubuhnya. Membuatnya menggeliat. Menggerakkan sesuatu di balik celananya.
Ruang mayat sudah sepi dari orang-orang. Dia bekerja dimalam hari.
Ketika banyak wanita yang berusaha menarik perhatiannya, mengagumi dirinya, dia menarik diri ke tempat ini. Dia bosan berada di dekat-dekat wanita yang selalu berusaha untuk berada di sekelilingnya. Tempat ini. Kamar mayat ini, adalah tempat yang aman baginya.
Wanita begitu mengerikan baginya. Tapi dia juga sangat memuja wanita. Dia mengagumi penciptaan wanita. Hanya saja dia merasa wanita lebih banyak berbahaya baginya. Ketika wanita hidup, selalu saja ada rasa sakit yang ditinggalkan wanita. Dan dia membenci rasa sakit itu.
Dia hanya menginginkan wanita yang bisa memberinya rasa aman, nyaman dan tanpa ketakutakan.
Gunawan menunduk. Mengecup bibir kaku wanita itu. Mulai menjalarkan jemarinya membelai tubuh wanita itu...
Nafasnya seketika memburu tidak teratur...
***end***