Wednesday, August 30, 2017

10 CARA MENGATASI TOILET MAMPET


   http://brownplumbingmiami.com/miramar/clogged-toilets/

Toilet yang hanya bisa digunakan tanpa ada kesadaran untuk memperhatikan pemakaiannya, penggunaan yang sembarangan, kebiasaan membuang sembarangan ke dalam toilet, bisa berakibat buruk di dalam saluran toilet. Yang pasti dirugikan, ya penghuninya juga. Keadaan tersebut akan menyebabkan toilet mampet.

Bisa dibayangkan bagaimana repotnya jika sudah terjadi penyumbatan di saluran toilet. Kotoran yang tidak mau tenggelam di lubang toilet. Bau yang menyebar akibat dari sumbatan yang terjadi. Kamupun juga enggan untuk buang hajat di sana. Tentu kemampetan ini akan akan sangat merisaukan.

Selain kurangnya kesadaran diri dalam menjaga kebersihan toilet, kemampetan juga bisa berasal dari septic tank yang sudah penuh. Dalam hal toilet tersumbat, kamu bisa meminta bantuan jasa sedot wc untuk mengatasi masalah wc yang mampet. Akan lebih praktis buat kamu yang sibuk atau tidak ingin mengatasinya sendiri.

Namun bagi kamu yang ingin mencoba membersihkannya tanpa bantuan jasa service, ada 10 cara yang dapat kamu lakukan untuk membantu membersihkan toiletmu yang mampet karena tersumbat.


  • Soda api

Untuk membersihkan toilet yang tersumbat akibat dari kotoran yang bersifat organik, kamu bisa menggunakan Natrium Hidroksida atau yang biasa kita kenal dengan soda api. Soda api yang terkena air akan menghasilkan gelembung-gelembung yang akan menghancurkan kotoran yang menyumbat.


  • Alat penyedot toilet

Jika terjadi kemampetan toilet, biasanya alat ini menjadi yang pertama untuk digunakan. Pilihlah alat penyedot yang memiliki karet yang tebal, agar saat penyedotan di lubang wc bisa tersedot dengan sempurna.

http://www.whywait.com.au/gold-coast-plumbing-services/blocked-toilets/



  • Gunakan enzim

Produk yang mengandung enzim juga bagus untuk membantu mengatasi kemampetan pada toilet. Caranya juga mudah, hanya menuangkan produk enzim ini ke dalam lubang toilet sesuai dengan aturan pakainya.


  • Soda kue dan larutan cuka

Tuangkan soda kue dan cuka ke dalam mangkok toilet dan diamkan semalaman. Ke esokan paginya, kamu bisa melakukan tes apakah air toilet masih menggenang dan menyebabkan kemampetan dengan cara menyiramnya. Jika masalah masih tetap timbul, mungkin ada benda keras yang menyumbat di dalamnalya.


  • Plumbing snake

Plumbing snake adalah kawat panjang berbahan lentur yang biasa digunakan untuk membantu mengatasi kemampetan toilet. Kawat ini akan mengikuti lekukan-lekukan yang ada di saluran toilet dan sangat membantu mengatasi toilet tersumbat akibat dari benda yang keras.


  • Alat penyedot debu

Sebelum menggunakan alat penyedot debu ini, kamu harus menguras hingga kering air yang berada di lubang toilet. Setelah kering, masukan selang penyedot debu dan mulailah melakukan penyedotan. Cara ini juga sangat membantu menghilangkan sumbatan akibat dari benda keras.


  • Gunakan cairan sabun

Tuangkan cairan sabun ke dalam toilet, diamkan sekitar 1 jam agar cairan dapat mengurai lemak-lemak kotoran akibat dari penyumbatan. Kemudian siram berkali-kali hingga dirasa kotoran akan larut di saluran toilet


  • Gunakan pemutih pakaian

Siram cairan pemutih pakaian ke mangkok toilet, tambahkan juga sabun. Diamkan sekitar satu jam kemudian siram dengan air dan biarkan kotoran yang menyumbat larut bersamanya.


  • Gunakan kawat hanger

Buat lekukan seperti ujung pengait dan masukan ke dalam lubang toilet. Dorong perlahan hingga kawat terbentur benda yang menjadi penyebab mampetnya toilet. Putar ujung kawat hingga menyebabkan kawat yang berada di saluran toilet menyangkut dengan benda itu. Tarik dan segera keluarkan kawat beserta benda yang menyebabkan toilet tersumbat.


  • Pembersih kimiawi

Gunakan cairan pembersih saluran kimiawi yang bisa kamu dapatkan dari toko-toko kimiawi terdekat. Karena sifatnya yang keras, sebaiknya berhati-hatilah dalam menggunakannya. Karena bisa merusak saluran yang ada di dalam toilet kamu.

Demikian, beberapa cara yang bisa digunakan agar kamu bisa mengatasi sendiri toilet kamu yang mampet. Namun perlu diingat, selain pemberantasan masalah, kesadaran yang tinggi untuk merawat dan membersihkan toilet lebih penting untuk mencegah permasalahan ini timbul. 

Monday, August 14, 2017

MENGGUGAT HARTA WARIS


Berbicara tentang warisan dari anggota keluarga yang telah pergi, jika tidak diselesaikan dengan baik dan benar akan bisa menjadi polemik dalam perpecahan keluarga. Sudah bukan hal baru lagi di masyarakat kita, permusuhan terjadi hanya karena harta peninggalan. Bahkan sangat miris, karena warisan juga bisa penyebab pembunuhan antar saudara.

Warisan sendiri memiliki arti yang kompleks. Dimana warisan bukan sekedar harta yang bisa mensejahterakan kehidupan si penerimanya, tetapi juga warisan dapat berupa pemenuhan kewajiban akan hutang yang ditinggalkan. Sudah pasti, tidak akan ada yang mau mewarisi hutang dan mempersoalkannya secara berlebihan, namun lain halnya jika warisan yang ditinggalkan berupa harta yang sudah bersih dari hutang. Jika tidak memiliki keberlapangan hati, akan menjadi konflik tentang pembagian warisan yang adil.

Keadilan dalam pembagian warisan tidak bisa disamakan dengan penyamarataan pembagian. Keadilan seharusnya bisa menyamaratakan manfaat dari pembagian tersebut. Misal, si A yang lebih sukses, mendapatkan harta yang jauh lebih sedikit dari si B yang masih belum menjadi apa-apa.



Pembagian harta waris memang juga tidak bisa sembarangan. Hukum negara sendiri telah mengatur, dengan berpegang pada keadilan, untuk melakukan pembagian kepada setiap ahli waris. Ahli waris tidak bisa menentukan siapa yang lebih besar dan siapa yang lebih kecil. Semuanya sudah memiliki pijakan dasar hukum serta aturan main yang telah diatur. Ini dimaksudkan agar tidak ada harta warisan dikuasai sepihak.

sumber foto: jtolds.com

Dalam kehidupan manusia dengan segala hasrat dan keegoisan yang dimiliki. Sangat mungkin akan ada suatu kasus yang tidak diinginkan. Adanya pihak arogan yang ingin memiliki seluruh harta warisan yang dimiliki dan melemahkan saudara atau keluarga lain yang medapat jatah waris juga. Bagaimana jika ini terjadi pasa kamu? Jika jalur kekeluargaan tidak bisa ditempuh dan mengalami jalan buntu, kamu dapat melakukan upaya hukum dengan melakukan gugatan di pengadilan.

Sebelum mengajukan suatu gugatan atas harta waris dikuasai sepihak, kamu harus megetahui dahulu kemana gugatan ini akan diajukan. Akan ada dua pengadilan yang bisa mengurus sengketa warisan ini. Bisa di pengadilan negeri ataupun pengadilan agama. Namun jika dalam barang waris itu juga memiliki sengketa juga dengan pihak lain, sebaiknya kita pergi ke pengadilan negeri saja.

Mengenai pengajuan sengketa harta waris dikuasi sepihak ke pengadilan Agama, ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 188 Kompilasi Hukum Islam (KHI) :

Para ahli waris baik secara bersama-sama atau perseorangan dapat mengajukan permintaan kepada ahli waris yang lain untuk melakukan pembagian harta warisan. Bila ada diantara ahli waris yang tidak menyetujui permintaan itu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama untuk dilakukan pembagian warisan.

Adapun upaya hukum sengketa waris memiliki prosedur dan syarat yang harus dilakukan.

• Pendaftaran gugatan
Gugatan diajukan kepada Pengadilan oleh ahli waris secara langsung atau kita bisa juga menggunakan jasa seorang pengacara

• Kelengkapan bukti
Ahli waris yang melakukan gugatan warisan, harus bisa menyertakan bukti akta kematian dan juga bukti kedudukannyan sebagai ahli waris. Serta tidak lupa, melampirkan bukti kepemilikan atas objek sengketa waris yang menjadi sengketa.

• Kelengkapan surat gugatan
Dalam surat gugatan yang diajukan, harus secara lengkap memberikan bukti tentang sengketa harta yang ingin digugat. Jika berupa tanah, harus jelas batas-batas kepemilikan tanahnya. Jika berupa benda, harus jelas merk, jenis, tahun pembelian atau pembuatan sedetail mungkin jika bisa.

• Menentukan Pengadilan yang akan mengurus sengketa
Sebaiknya mengajukan gugatan sengketa ke Pengadilan dimana harta waris yang digugat berada. Namun, jika harta waris tersebut menyebar ke beberapa wilayah, tidak apa-apa memilih salah satu Pengadilan dimana sengketa waris itu tersimpan.

• Menunggu panggilan sidang
Setelah semua syarat dan ketentuan pengajuan pendafataran beres, dan ahli warispun sudah melakukan pendaftaran ke Pengadilan yang dipilih, tinggal menunggu panggilan dari pengadilan yang akan disampaikan oleh juru sita. Panggilan biasanya memakan waktu 3-7 hari, diluar dari jam kerja pengadilan.

• Proses persidangan
Proses selama persidangan biasanya terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  1. Proses perdamaian. Persidangan melalui hakim ketua, akan meminta aktif agar pihak penggugat dan pihak tergugat untuk melakukan upaya perdamaian secara kekeluargaan.
  2. Proses mediasi. Jika proses perdamaian tidak diterima oleh kedua belah pihak yang sama-sama memegang teguh keinginannya masing-masing, selanjutnya akan dilakukan mediasi. Dalam proses mediasi ini, kedua belah pihak bisa memilih sendiri mediator yang menjadi penengah di antara keduanya. Tidak jarang dalam proses mediasi ini terjadi perdamaian. Dan jika hal ini terjadi, akan dibuat surat perdamaian yang juga akan disahkan oleh majelis hakim.
  3. Proses gugatan. Seandainya kedua proses tadi tetap tidak mengalami kemajuan, dan gugatan tetap berlanjut. Proses selanjutnya yang ditempuh adalah proses gugagan itu sendiri. Ada beberapa proses persidangan disini:
    • Pembacaan surat permohonan gugatan
    • Pemberian jawaban oleh pihak tergugat
    • Penegasan pihak pemohon atas jawaban dari si tergugat
    • Pembuktian oleh pihak penggugat dan tergugat akan hak waris dengan menyertakan segala bukti yang mendukung
    • Pengajuan pendapat akhir atas kesimpulan akhir dari pemeriksaan.
    • Majelis hakim akan melakukan pemufakatan dalam musyawarah untuk mengambil keputusan dan membacakannya.
    Dalam melakukan gugatan atas harta warisan dikuasi sepihak, bukti yang diajukan akan diadakan cek dan ricek terlebih dahulu oleh pihak pengadilan. Agar kesesuaian data yang diajukan dan penemuan yang didapat di lapangan tidak menjadi cacat oleh pihak lain, yang bisa saja melakukan pemindah tanganan atau pengubahan nama kepemilikan, kamu bisa mengajukan permohonan sita kepada pengadilan.

    Selain itu, permasalahan yang juga sering dialami. Ketika telah terjadi pemutusan hukum secara sah, pihak yang kalah tidak menyetujui dan melakukan hasil dari isi keputusan, kamu bisa mengajukan permohonan kepada pengadilan agar memerintahkan aparatur negara membantu proses pelaksaan dari hasil keputusan pengadilan.

    Demikian, semoga sedikit info ini dapat membantu kalian yang sedang mengalami dilema tentang harta waris dan ingin menempuh jalur hukum untuk mengatasinya.

Saturday, August 5, 2017

HUJAN DI SABTU MALAM

Biasanya, dia akan menarik tubuhku ke tepi setiap kali aku menikmati hujan di halaman belakang rumah. Aku memang menyukai hujan. Sangat malah. Aku tidak bisa menahan diriku setiap kali titikannya semakin lebat dan mengguyuri atap rumah.

Tarikannya akan membuat kepalaku terbentur lembut di bahunya. Aku hanya sependek itu di hadapannya. 155 cm. Dan dia seorang arjuna yang punya tubuh tinggi yang atletis.

“Kamu pikir, kamu bisa terlihat sexy jika main hujan-hujanan?”

Aku tidak perduli dengan matanya yang mendelik marah. Aku hanya tertawa. Menggosok-gosokkan pucuk kepalaku ke dadanya berulang-ulang. Membuat tubuhnya ikut basah. Dan dia akan menjauh beberapa centi untuk menghindari walau tangannya tidak melepaskan tubuhku.

“Rena, stop!” perintahnya.

Seperti tidak mendengar suaranya, aku malah maju dan mendekapnya. Kali ini, wajahku yang ku gosokkan. Aku tertawa kegirangan, ketika bajunya seperti menempel dengan lekukan tubuhnya. Dan seperti sudah putus asa untuk menegurku, aku akan merasakan kecupan di ubun-ubunku. Punggungku yang semakin hangat karena dekapan erat.

Sejenak dia akan diam dan jemarinya menyusuri rambutku yang basah. Tangannya bergerak hanya sebatas tengkukku, karena aku tidak memiliki rambut yang panjang. Bahkan rambutku baru sekitar tiga centian tumbuhnya. Katakan sialan pada kemotrapi.

“Sepertinya kamu sudah semakin berat, Ratuku.”

Aku kaget ketika tubuhku dengan tiba-tiba digendongnya. Walaupun bukan yang pertama kali, sikapnya yang seperti ini selalu saja mampu membuat pipiku serasa memanas. Aku benar-benar tidak bisa menahan bibirku untuk mengecup pipinya. Aku sangat mencintainya.

“Aku akan menggantikan bajumu, setelah itu kamu istirahat, sayang.”

Aku merangkulkan kedua tanganku di lehernya. Merebahkan kepalaku di bahunya. “Mengapa kamu pulang terlambat?”

Dia tidak langsung menjawabnya. Raut wajahnya pun berubah. Dia menatapku dengan gamang. “Maafkan aku sayang.” Keningku diciumnya lama. “Biasa, kantor.”

“Hanya karena itu wajahmu jangan berubah sendu begitu, sayang.” Kuusap pipinya yang mulai ditumbuhi rambut halus. “Kamu bekerja keras untuk kesembuhanku. Kamu pahlawanku.”

Dia menurunkanku di atas ranjang. Mencari handuk dan mulai menyapukannya di kepalaku. Di tubuhku. Membantuku membuka bajuku dan menggantikannya dengan yang bersih. Dia memintaku untuk berbaring dan menyelimutiku.

“Aku mandi sebentar, kamu langsung tidur saja.” Kembali dia mengecupkan bibirnya di keningku.

Aku memperhatikannya melepas semuanya bajunya. Meletakkan baju yang dipakainya di keranjang baju kotor. Membalutkan handuk di pinggangnya. Kemudian hilang di balik kamar mandi. Aku tidak langsung mendengar suara gemericik air, aku tahu, dia pasti sedang mengisap rokoknya di dalam sana.

“Apa kamu butuh sesuatu?”

Dia baru saja keluar dari kamar mandi ketika mataku menyambutnya. Aku tidak mengalihkan pandanganku sedikitpun darinya dan terus mengekori geraknya. Sampai dia telah memakai baju berwarna biru laut dan celana pendek selutut. Langkahnya menuju ke arahku dan duduk di sampingku.

“Apa ada yang kamu inginkan?” tanyanya lagi.

“Bolehkah aku minta martabak manis?” ucapku ragu-ragu. “Dan aku ingin ikut.”

Dia tertawa kecil, mengusap pucuk kepalaku. “Aku akan membelikannya. Tapi kamu tidak boleh kemana-mana.”

Aku mengiringi kepergiannya dari balik jendela kamar. Terus memandangi mobilnya hingga tidak nampak lagi dari pandanganku. Aku tidak menggerakkan tubuhku sekian lama, walau hanya hujan dan rumah-rumah tetangga saja yang kini nampak.

Bunyi dering ponsel yang sudah beberapa kali terus berbunyi masih belum ingin membuat aku beranjak. Aku menolehkan kepalaku memandang kerlipan layar, ada tulisan ‘My Soul’ di layar. Itu panggilan dari nomornya. Ketika panggilan itu terus memekakan dan terlihat tidak ingin menyerah, bahkan aku sempat melihat ada tulisan ’15 missed call’, sebelum akhirnya layar kembali beralih ke mode ada panggilan. Aku meraih dan menerima panggilannya.

“Halo...”

“Halo, Ibu, ini sama istri yang punya hp ini, ya? Suami Ibu kecelakaan parah. Ibu segera ke rumah sakit daerah. Ambu...”

Handphone-ku melorot begitu saja dari genggamanku. Jatuh, dengan suara seseorang masih berbicara di salurannya. Aku menggenggam jemariku kuat di gorder yang berada di belakangku. Tergugu tanpa suara dan airmata.

Aku merentangkan tanganku dengan kepala tengadah ke langit. Aku tidak sanggup menahan nyeri di dadaku yang tiba-tiba menelusuk. Aku butuh hujan. Aku ingin membaur dengan hujan. Karena itu, aku melangkahkan kakiku ke belakang rumah dan kembali menyambut hujan. Aku ingin hujan mendekapku yang dalam ketakutan.

Entah berapa lama aku menari di bawah hujan. Biasanya dia akan menarikku ke tepi. Tapi kali ini tidak lagi. Memoriku masih segar mengingat saat aku mengantarnya hilang di balik kamar mandi. Tidak lama ada bunyi pesan masuk dari ponselnya. Aku melihat notifikasi yang terpampang di layar. Pesan dari seseorang bernama Sari.

‘Terima kasih untuk malam ini.’

‘Aku menyayangimu.’

Rasanya duniaku saat itu hancur membaca dua deret notifikasi itu. Lalu aku mulai merasa jelas akan semuanya. Ini sabtu malam, seharusnya dia tidak bekerja. Dia juga tidak mungkin lembur. Seharusnya sedari pagi dia menghabiskan waktu bersamaku. Ah, tadi pagi dia juga berkata, bahwa dia tidak mengapa hari ini terlambat. Turun agak siangan sekitar jam 10 pagi.  Aku sekarang mengerti.

Aku berjalan ke luar rumah. Menuju mobilnya dengan berbekal pisau dapur. Memotong kabel remnya secepat yang aku bisa. Kembali lagi dan menyelimuti tubuhku hingga sebatas leher. Mengatur nafasku yang terhengal. Dan nafasku seakan terhenti beberapa detik ketika dia keluar dan mata kami saling beradu.






Wednesday, August 2, 2017

DOA UNTUK AL-AQSA


Sudah berapa hari ingin menuliskan tentang ini. Ketika hari-hari dan seliweran sosial media sedang berduka atas kematian Chester Bennington, vokalis Linkin Park. Banyak untaian kata untuk mengenang kematian tragis, pemilik suara brilian ini. Saya termasuk penggemarnya. Saya menyukai teriakannya dan suara lembutnya memenuhi telinga saya.

Mungkin saya salah satu orang, yang mencintai karyanya dari album pertama mereka, kecuali album terakhir One More Light, saya sudah tidak mengikutinya lagi. Saya tidak ikut menyatakan bela sungkawa. Bukan saya tidak ikut merasa kehilangan, boleh di cek list lagu saya, deretan lagu Linkin Park dan Disturbia memenuhi deretan musik di memori saya. Lalu, kenapa saya tidak ingin memposting dan menuliskan untaian kata untuk mengenang Chester? Perhatian saya lagi teralihkan oleh berita yang lain. Yang lebih berat dan susah buat diungkapkan.
Tahukah kalian, ketika aku mendapatkan notifikasi tentang kematian vokalis kesayangan kita itu, sebelumnya saya mendapatkan notifikasi tentang pemblokiran Mesjid Al-Aqsa di Palestina.

Jangan katakan saya seolah sok suci atau sok alim ketika mengetengahkan tulisan ini. Saya bukan seorang muslimah yang sempurna. Bahkan saya belum mengenakan pakaian sesuai syariat. Sholat juga masih cabut-cabutan. Sikap saya terhadap orang disekitar saya pun, masih sering menyakiti hati mereka. Pendalaman ilmu agama pun masih jauh dari kurang, bisa dikatakan sangat kurang. Tapi hanya karena hal itu, apakah saya tidak bisa memiliki rasa khawatir yang sangat kepada Mesjid yang menjadi kiblat pertama umat muslim ini?

Al-Aqsa tentu bukan sekedar milik rakyat Palestina, itu milik umat muslim di dunia. Banyak sejarah umat Islam terukir disetiap dinding kokoh Al-Aqsa. Pasti sudah tahu semua, Rasulullah Muhammad Saw bermijraj menghadap Allah SWT dari Mesjid Al-Aqsa menuju langit untuk mendapatkan perintah Sholat.

Tentu kita tidak menutup mata atas keprihatinan yang juga terjadi di negara. Saudara-saudara kita yg senegara masih susah dalam kesusahan akan segala hal. Tapi tidak bisakah kita sebagai umat Islam juga merasakan kepedihan yang sedang terjadi di Palestina. Di negara kita, kebebasan melakukan ibadah masih dihargai, tapi disana? Bahkan untuk melaksanakan sholat Jum’at saja mereka mendapatkan pengekangan. Tentara Israil melarang mereka untuk berjamaah sebagai mana kita disini mesjid yang terpenuhi pada setiap jum’at.

Teman dan sahabat muslim, Masjid Al-Aqsa adalah harga diri kita, yang ketika diadakan penutupan akses untuk masuk ke dalamnya, kita mendapatkan larangan. Tidakkah kalian merasa marah, mesjid suci kita diinjak-injak haknya oleh bangsa lain. Ya, saya sebagai muslim walaupun dengan sedikit ilmu yang saya punya, merasakan gemuruh yang tidak bisa cukup saya utarakan hanya dengan kata MURKA.

Saya dan kalian semua, memang tidak bisa ikut membela secara langsung untuk pembebasan Al-Aqsa. Kita hanya bisa memberikan doa dengan setulusnya, untuk keselamatan bagi mereka yang turut menjaga mesjid yang kita muliakan. Mari sebarkan #savealaqsa #freealaqsa #freepalestina di kronologi sosial media kita, disertai dengan permohonan semoga Allah menolong saudara kita yang sedang berjuang membebaskan mesjid tercinta kita.

ANTARA MONYET, MANGGA CURIAN DAN KATAKAN CINTA

Kita mau balik lagi flash back ke beberapa tahun lalu. Di saat umur masih di awali angka satu. Waktu rambut saggy masih merajai. Kepang dua, ala-ala film Rindu-rindu Aishawa masih diminati. Seragam putih biru masih punya dua lipitan di bagian roknya. Yang panjangnya diharuskan di bawah lutut, walau jika tidak di area pandangan guru, bisa disingsing hingga lima senti di atas lutut.

Masa ingusan kata orang. Padahal masa itu paling pantangan kalau terkena flu. Malu tujuh turunan kalau ketahuan menarik lendir yang nyangkut di hidung. Masa baru. Masa yang membingungkan. Masa yang mulai bikin wajah memanas jika ketemu teman laki-laki yang bikin penasaran.

Jangan salah, ya, walaupun aku baru mengenal pacaran ketika lulus SMA, monyet pernah menghampiriku sebelumnya. Eh, maksudnya cinta monyet. Bukan monyet aslinya. Aku kesengsem sama teman satu kelas. Badanya tinggi cenderung ceking. Matanya sipit dengan tahi lalat yang berada di sudut matanya. Hidungnya kecil dengan unjung rada sedikit bengkok, kalau diperhatikan sekilas, sih, tidak bisa terlihat. Bibirnya sensual dan cipokable, (aduh bahasanya Mak. Masih SMP lho itu). Kulitnya kuning gading dan ada tanda hitam di bagian lututnya, mungkin bekas luka kejedot pohon (yang ini aku asal kira).

Dia duduk sejajar dengan mejaku. Kami terpisah oleh dua orang yang tidak mau perduli dengan perasaanku. Selalu susah buat melirak-lirik doi. Tentu saja, itu bukan jadi penghalang. Kan, aku masih banyal akal.

Eh, tapi ada baiknya aku cerita awal mulanya hatiku jadi dihantui parasnya. Waktunya kapan, sih, udah lupa juga. Kejadiannya saja yang membekas. Yah, aku ke dia bukan kepincut pada pandangan pertama. Teman sekelas gitu loh, berasa basi lihat wajah-wajahnya mereka. Walaupun aku tidak begitu akrab dengan siapapun, kecuali teman seperjuangan nyontek yang duduk sebangku denganku, tetap saja aku pernah ngobrol hal yang tidak penting dengannya. Tapi toh, aku perlu naik ke kelas 2 SMP dulu, sampai aku selalu membayangkan sosoknya.

Waktu itu sengaja pulang telat. Aku belum beranjak dari dudukku, walaupun yang lain sudah berdesakan keluar dari kelas setelah mendengar bunyi bel pulang. Aku pura-pura sibuk mencatat pelajaran yang ada di papan tulis. Benar aku masih memegang pulpenku, aku juga masih menggoreskannya di buku. Tapi untuk membentuk satu huruf, aku akan meyelesaikan dalam 3-5 menit. Aku lagi punya misi rahasia yang harus kulakukan.

Kelasku sudah kosong. Di luarpun sepertinya tidak lagi terdengar suara-suara berseliweran. Aku bergegas memasukkan buku dan semua peralatan sekolah. Berjalan cepat menuju pintu. Berhenti dan mengendap-endap, mengintip keluar. Kelas kami yang berada tepat di depan lapangan olah raga, tampak kosong. Sudah tidak ada lagi manusia remaja dan guru-guru menjelang tua terlihat. Aku menyandangkan tasku. Berlari di koridor sekolah. Menyeberangi lapangan, menuju belakang sekolah.

Sudah beberapa hari aku memperhatikan pohon mangga tetangga sekolah. Punya kakek berwajah masam yang sering bergumam sendiri. Ranting yang ditumbuhi tiga buah mangga ada yang menjuntai melewati pekarang sekolah. Agak tinggi. Kalau mau menggapainya, aku harus memanjat ke pagar kayu yang menjadi pembatas sekolah.

Aku celingak-celinguk memperhatikan sekitarku. Memastikan tidak ada manusia ataupun hantu yang melintas. Setelah yakin bahwa aku sendiri, aku melancarkan aksiku. Kulemparkan tasku asal. Mengangkat rokku setengah paha. Mulai merayapi pagar kayu dengan cat putih yang sudah kusam.

Pagar itu tidak tinggi. Paling sekitar 2.5 meter sampai 3 meteran. Jangan tanya ukuran tepatnya. Aku kesini buat nyuri mangga muda, bukan mau hitung inchian kayu. Jadi, puaslah dengan kira-kira yang kusampaikan. Oh, jangan juga kalian mengira aku manjat mangga muda karena aku lagi ngidam. Omo, aku belum tahu apa itu naksir.  Masih polosan. Masih hijau boo.

Cuma hitungan menit saja aku sudah sampai di puncak pagar. Tinggal meraihnya saja. Ah, ternyata jariku tidak bisa mencengkram mangganya. Hanya bisa bersentuhan sedikit. Aku merutuki tubuh pendekku. Rasanya ada sesal dulu malas makan daging (heh, apa hubungannya). Aku berusaha mengangkat tubuhku dengan bertumpu dengan satu tangan. Tangan sebelahnya berusaha menarik mangga yang bergelayutan manja. Rasanya liurku menetes di sudut bibir.

“Ngapain kamu?”

Jangkrik. Tanganku terpeleset. Tubuhku terbang bebas mendarat di tanah. Punggung dan bokongku rasanya remuk. Aku melihat luka di sikuku. Kulitnya terkoyak. Darahnya seperti jelly yang masih menempel. Hadeh, setan mana yang bikin aku kaget.

Aku menatap wajahnya yang sudah berada di belakangku. Tersenyum kecil. Ketika dia bertanya, “apakah aku tidak apa-apa?”. Aku hanya menarik sudut bibirku. Bagaimana mungkin aku bisa bilang aku baik-baik saja. Rasanya aku ingin menyemprot sumpahan di mukanya. Cuma, itukan bukan salahnya juga.

Aku tidak memperdulikannya. Sibuk sendiri dengan rasa sakitku. Mengibas-ngibas kotoran yang menempel di baju dan betisku. Meringis dengan wajah mencong sana mencong sini.

Buah mangga menggelinding di kakiku. Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima.

Aku mengangkat kepalaku. Memandanginya sudah bertengger di ujung pagar. Membersihkan mangga yang menjuntai yang bisa dijangkaunya. Yes, saat itu, saat itulah dia sering bermain bola di pikiranku. Dia berubah menjadi sosok tampan yang disinari cahaya kemilauan. Senyumannya yang menatapku, membuat aku serasa melambung ke angkasa.

Oh, daebak, aku jatuh kasmaran sama sosok partner in crime ku.

Setelah hari itu, aku sering mencuri pandang padanya. Memperhatikan dia dari sela-sela ketek teman sebangkuku. Melirik-lirik dari balik jariku. Tebak saja, aku tidak berani lagi menyapanya. Bahkan hari itu, setelah memasukan mangga ke dalam ranselku, aku pergi tanpa pamit padanya. Hatiku deg-deg sher tidak karuan.

Mana mungkin aku berani menyapanya. Bahkan ketika pandangan kami beradu, aku cepat-cepat memalingkan wajahku. Oh my god, detak jantungku yang berderu kuat rasanya mau keluar. Bisa-bisa jika tubuhku dibuat olek para kartunia, jantung dengan bentuk love, akan keluar masuk di dada.

Sepertinya, pernah beberapa kali dia ingin mendekatiku. Tapi aku selalu mengambil langkah seribu menjauh darinya. Mungkin, dia mau minta maaf karena kejadian dulu. Padahal, dia saja yang tidak sadar, kejadian waktu itu sudah merubah jam tidurku.

Memendam rasa itu menyebalkan. Bikin sakit leher, gara-gara sering menengok ke kanan tempat dia duduk. Bikin sembelit, aku jadi susah makan. Bikin jariku parkinson, telunjuk selalu bergerak menulis awalan namanya. Pokoknya, rasa ini bikin muak.

Pengen saja dikatakan langsung apa yang sedang menghantuiku. Tapi baru saja punya niat, aku gelisah tidak karuan. Berasa panas dingin sampai merinding. Tapi tidak dikatakan, duniaku rasa jungkir balik. Benar-benar dunia yang mengerikan.

Aku seperti tikus yang ketemu macan kalau sudah berpapasan dengannya. Jika bisa lari, aku akan kabur secepat kilat. Jika tidak punya alasan menjauh, aku belingsatan seperti cacing kepanasan.

Ya, Tuhan. Kenapa menyiksa aku seperti ini.

Pagi itu aku sudah begitu kelelahan dengan hatiku. Sudah berminggu-minggu, bahkan sudah hampir mencapai bulan ke empat aku menjadi pengagum rahasianya. Tubuhku tidak punya selera untuk bergerak. Aku memilih membaringkan tubuhku di kelas ketika jam olah raga berlangsung.  Menjejerkan dua kursi sebagai alas rebahanku.

“Kamu tidak apa-apa?”

Tubuhku langsung berdiri tegak. Wajahku menegang. Bibirku kaku dan terasa dingin. Walaupun kaki serasa digelayuti beban seratus kilogram, aku melangkah menjauh. Aku masih melihat sekilas wajahnya yang berubah kecewa. Samar aku mendengarnya berdecak.

Dia memalingkan wajahnya. Seketika aku mengerem kakiku. Mematung dengan pose tertunduk. Aku mengumpulkan kekuatan. Mengeraskan kepalan. Ups, perutku tiba-tiba mulas akut. Lubang buritku serasa ada yang berjejalan mendesak keluar.

“Im…” suaraku parau.

Ya, ampun, aku serasa menelan ribuan kutu yang tidak bisa tertelan. Menempel di pangkal leher dan mengigiti pita suaraku. Tadi pagi suaraku baik-baik saja. Waktu merajuk sama Mama, dan tidak menyelaminya waktu turun sekolah, malah milih berteriak, “assalamu’alaikum.” Suaraku masih nyaring dan tetap cempreng. Apa yang terjadi??

Aku melihat dia memalingkan wajah kepadaku. Menungguku mengatakan sesuatu.

Aku gemetaran. Tiba-tiba ada bayangan bintang yang sedang menari mengelilingiku. Samar aku merasakan kepalaku bergoyang ke kanan dan ke kiri.

Aku benar-benar sibuk menata hatiku yang saling adu argumen. Saling lempar-lemparan kata. Saling adu urat. Aku sampai ingin berteriak ke hatiku sendiri agar diam.

“Im, aku suka kamu…”

Suaraku seperti nek lampir yang dilindas bemo. Antara serak, tercekat, melengking ke dalam, dan serak-serak lumpur. Tapi aku yakin dia mendengarnya. Apa , iya, dia mendengarnya. Tapi kenapa dia melongo. Kenapa wajahnya memerah dan aku malah melihatnya berubah menjadi kepiting dengan capit yang kepanasan.

Lalu aku mendengar suara suit-suitan dari arah depan pintu kelas. Ada iringan lagu, “cie...cie…” yang bersahutan. Ada sorakan, “terima… terima…” seperti para alayers yang menyemangati acara Katakan Cinta.

Aku benar-benar mau muntah sekarang. Aku melesat cepat, berlari. Menyibak kerumunan penghuni kelas yang sedari tadi ternyata ingin memasuki kelas. Jika saja bisa, aku ingin memindah kepalaku di pantat, dan pantat ke kepala (jangan terlalu usil membayangkannya, ya). Ini benar-benar super memalukan.

PARIWISATA DAN ASPEK YANG MENYERTAINYA

Mau nanya...
Sudah kemana aja liburan panjang ini? Tentu saja selain mudik ke kampung halaman. Ada tempat pariwisata yang dituju? Kemana? Pantai? Gunung? Danau? Pulau? Kebun raya? Asyik ya, kalau kita sudah melihat langsung objek wisata yang sudah kita rencakan. Apalagi perginya rame-rame. Foto liburan pasti memenuhi memori handphone kamu.

Saya pun baru pergi wisata lho. Saya mainnya ke pantai. Dari yang pantai dekat-dekat sini, juga pantai yang di seberang kota sana. Tentu saja ada pengalaman yang berbeda-beda yang bisa dirasakan disetiap objek wisata tersebut. Bagaimana dengan kamu? Pengalaman seperti apa yang bisa kamu petik dari tujuan wisatamu?

Ternyata bicara tentang pariwisata bukan sekedar kita menggambarkan keindahan alamnya saja. Ada kekomplekan yang berada di dalamnya. Tentang masyarakatnya, sosialnya, budayanya, fasilitasnya, adat istiadatnya, ekonominya, bahkan sampai kebijakan politiknya. Tidak sederhana, ya? Sebenarnya sih tidak juga. Semua itu sebenarnya kita rasakan ketika kita bertandang ke suatu daerah yang memiliki objek wisata. Pernah dong kita berujar ketika kita sampai ke tempat wisata ternyata masyarakatnya pada murah senyum, begitu welcome sama kedatangan kita, membantu kita pada saat, mungkin saja kita tersesat. Serta masih banyak lagi keramahan yang ditunjukkan oleh penduduk lokal terhadap para wisatawan yang datang. Tidak mungkinkan sifat masyarakat tersebut hanya pencitraan biar objek wisata mereka banyak dikunjungi? Pasti sifat keramahan tersebut sudah tertata di dalam diri masyarakat disana.

Seni dan budaya yang berkembang disuatu daerah, yang punya ciri khusus masing-masing, biasanya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Seperti saya yang tinggal di provinsi Kalimantan Timur ini, mungkin bagi para wisatawan yang berada di luar pulau Borneo, begitu ingin mengenal kebudayaan Dayak. Melihat secara langsung acara seni tari, acara adat, dan budaya-budaya yang ada. Bukankah sangat menyenangkan jika kita berada ditengah-tengah pesta budaya yang sedang diselenggarakan?

Ketika kita melakukan perjalanan ke suatu objek wisata, hal yang perlu diperhatikan tentu saja fasilitas yang disediakan. Dari mulai menuju ke tempat wisata sampai kita berada disana. Jika objek wisata perlu ditempuh dengan menggunakan transportasi, baik darat maupun laut, yang diperhatikan biasanya pasti kemudahan untuk mendapatkan alat transportasi tersebut. Seperti kalau kita ingin menuju Pulau Derawan, yang berada di daerah saya ini, di kota Berau, bagi wisatawan luar kota tentu akan mencari tahu kemudahan alat dan jalur yang menuju kesana. Untuk masyarakat lokal sini sudah tidak perlu diberitahu, kita bisa sampai sana dengan menggunakan kendaraan bermotor. Tapi bagi kalian yang berada di luar daerah, fasilitas menuju kesana gampang saja kok. Ketika mendarat di bandara Kalimarau, jika memang belum melakukan pencarteran mobil dengan pihak terkait, atau sedang tidak dalam rombongan perjalanan, kamu bisa menumpang taxi bandara dan minta antar ke area travel yang menuju ke Tanjung Batu, dan kemudian akan naik speedboat untuk sampai ke Pulau Derawan. Bisa juga langsung menggunakan speedboat dari Tanjung Redeb menuju ke Derawan. Pemerintah sini juga sudah memberikan fasilitas penerbangan bagi yang ingin menuju pulau Maratua. Itu dari segi fasilitas transportasi. Fasilitas lain dari tempat wisata yang diinginkan tentu saja, kemudahan untuk mencari makan, oleh-oleh, tempat menginap, kebersihan, dan fasilitas lain yang bisa menunjang kenyamanan pada saat berwisata.

Kenapa pariwisata juga dipengaruhi oleh alur politik? Pasti pernahlah masuk ke tempat wisata bayar karcis yang sudah ditentukan oleh peraturan daerah. Tidak bisa dibayangkan jika suatu objek wisata, yang tidak punya penerapan batas minimum dan maksimum biaya transportasi, akan banyak pengangkatan harga pada saat musim liburan dan lebaran seperti sekarang. Bagi Bapak dan Ibu yang duduk di kantor DPRD tolong dong dibenahi ini. Jangan sampai setiap tahun terulang, status-status di media sosial yang mengeluhkan tentang naiknya biaya transoprtasi dua kali lipat dari harga biasanya. Bisa mematikan tempat wisata kita dengan sendirinya jika ini terus berlangsung.

Jejeran-jeran hotel yang semakin bertambah. Rumah makan- rumah makan yang bermunculan. Toko-toko yang kian berkembang, baik itu toko kebutuhan sehari-hari maupun toko cindramata. Cafe, home stay, warung pinggir jalan, cottage, rental mobil, travel agent, ini hanya sebagian kecil akibat dari perkembangan pariwisata. Yap, tidak dapat di dustai, pariwisata mampu menjadi pengembang ekonomi masyarakatnya. Industri pariwisata benar-benar berkembang pesat, karena masyarakat modern sekarang ini bukan hanya menjadikan wisata sebagai pemuas kesenangan tetapi juga sudah menjadi suatu kebutuhan.

Pertumbuhan ekonomi di area pariwisata sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya. Banyaknya bermunculan bisnis yang menunjang pariwisata dapat membuka lapangan pekerjaan, bermunculannya para pengusaha daerah, penggiat usaha berbasis kesenian daerah, serta usaha kreatif yang memang dibutuhkan untuk menambah pesona objek wisata. Saya tidak akan bohong, selain pengen bersuka ria di tempat wisata, saya juga mencari spot-spot unik dan amaze, biar saya bisa mengambil foto dan memamerkan di akun sosmed saya.

Pariwisata itu multi kompleks? Iyes... Kita sudah merasakannya tanpa kita sadari. Ternyata ketika datang untuk menjadi turis, secara tidak sadar ada banyak aspek yang saling mempengaruhi telah menyapa kita. Dan itu menjadi keindahan dan pengalaman tersendiri bagi kita. Bagaimana dengan ekonomi masyarakatnya? Lihat saja pertumbuhan tempat tersebut dari tahun ke tahun, jika berkembang, maka masyarakatnya telah terpengaruh oleh pariwisata yang ada.

Saya hanya tahu, dari pemahaman saya yang sederhana, pariwisata mempunyai potensi yang besar untuk berkembang, sehingga perlu dibina oleh pemerintah dan diperhatikan oleh kita bersama.