Wednesday, August 2, 2017

DOA UNTUK AL-AQSA


Sudah berapa hari ingin menuliskan tentang ini. Ketika hari-hari dan seliweran sosial media sedang berduka atas kematian Chester Bennington, vokalis Linkin Park. Banyak untaian kata untuk mengenang kematian tragis, pemilik suara brilian ini. Saya termasuk penggemarnya. Saya menyukai teriakannya dan suara lembutnya memenuhi telinga saya.

Mungkin saya salah satu orang, yang mencintai karyanya dari album pertama mereka, kecuali album terakhir One More Light, saya sudah tidak mengikutinya lagi. Saya tidak ikut menyatakan bela sungkawa. Bukan saya tidak ikut merasa kehilangan, boleh di cek list lagu saya, deretan lagu Linkin Park dan Disturbia memenuhi deretan musik di memori saya. Lalu, kenapa saya tidak ingin memposting dan menuliskan untaian kata untuk mengenang Chester? Perhatian saya lagi teralihkan oleh berita yang lain. Yang lebih berat dan susah buat diungkapkan.
Tahukah kalian, ketika aku mendapatkan notifikasi tentang kematian vokalis kesayangan kita itu, sebelumnya saya mendapatkan notifikasi tentang pemblokiran Mesjid Al-Aqsa di Palestina.

Jangan katakan saya seolah sok suci atau sok alim ketika mengetengahkan tulisan ini. Saya bukan seorang muslimah yang sempurna. Bahkan saya belum mengenakan pakaian sesuai syariat. Sholat juga masih cabut-cabutan. Sikap saya terhadap orang disekitar saya pun, masih sering menyakiti hati mereka. Pendalaman ilmu agama pun masih jauh dari kurang, bisa dikatakan sangat kurang. Tapi hanya karena hal itu, apakah saya tidak bisa memiliki rasa khawatir yang sangat kepada Mesjid yang menjadi kiblat pertama umat muslim ini?

Al-Aqsa tentu bukan sekedar milik rakyat Palestina, itu milik umat muslim di dunia. Banyak sejarah umat Islam terukir disetiap dinding kokoh Al-Aqsa. Pasti sudah tahu semua, Rasulullah Muhammad Saw bermijraj menghadap Allah SWT dari Mesjid Al-Aqsa menuju langit untuk mendapatkan perintah Sholat.

Tentu kita tidak menutup mata atas keprihatinan yang juga terjadi di negara. Saudara-saudara kita yg senegara masih susah dalam kesusahan akan segala hal. Tapi tidak bisakah kita sebagai umat Islam juga merasakan kepedihan yang sedang terjadi di Palestina. Di negara kita, kebebasan melakukan ibadah masih dihargai, tapi disana? Bahkan untuk melaksanakan sholat Jum’at saja mereka mendapatkan pengekangan. Tentara Israil melarang mereka untuk berjamaah sebagai mana kita disini mesjid yang terpenuhi pada setiap jum’at.

Teman dan sahabat muslim, Masjid Al-Aqsa adalah harga diri kita, yang ketika diadakan penutupan akses untuk masuk ke dalamnya, kita mendapatkan larangan. Tidakkah kalian merasa marah, mesjid suci kita diinjak-injak haknya oleh bangsa lain. Ya, saya sebagai muslim walaupun dengan sedikit ilmu yang saya punya, merasakan gemuruh yang tidak bisa cukup saya utarakan hanya dengan kata MURKA.

Saya dan kalian semua, memang tidak bisa ikut membela secara langsung untuk pembebasan Al-Aqsa. Kita hanya bisa memberikan doa dengan setulusnya, untuk keselamatan bagi mereka yang turut menjaga mesjid yang kita muliakan. Mari sebarkan #savealaqsa #freealaqsa #freepalestina di kronologi sosial media kita, disertai dengan permohonan semoga Allah menolong saudara kita yang sedang berjuang membebaskan mesjid tercinta kita.

No comments: